Oleh: Mutia Lailani (0910312027), FK UNAND

Ilmu pengobatan semakin maju. Banyak hal yang dulu menjadi misteri, kini telah terungkap oleh ilmu pengetahuan melalui berbagai riset dan eksperimen yang terus diadakan. Salah satunya adalah mengenai khasiat madu.

 

Madu memang bukan obat sembarangan. Selain telah dikonsumsi semenjak berabad-abad yang lalu, madu aman dikonsumsi, juga lezat untuk dinikmati serta terjangkau harganya. Namun hal yang terpenting adalah, madu adalah satu-satunya obat berbahan alami yang khasiatnya secara eksplisit diakui oleh Allah swt., Dzat yang menurunkan penyakit dan yang memberikan kesembuhan, sebagaimana firman-Nya  dalam surat An-Nahl (Lebah) ayat ke 68 s.d. 69, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. “

Rasulullah pimpinan umat, Muhammad saw., juga menganjurkan pengobatan menggunakan madu. Sabda Rasulullah saw. yang mengungkapkan madu sebagai obat adalah sebagai berikut: Dari Ibnu Abbas R.A. dari Rasulullah S.A.W. : ”Apabila pada sebagian obat yang kalian gunakan terkandung kebaikan, maka kebaikan itu terdapat pada meminum madu,sayatan dengan alat bekam, atau dengan menyudutkan besi panas (pada bagian tubuh yang terkena penyakit). Tetapi aku tidak suka berobat dengan dengan besi panas itu,” (H.R. Shahih Bukhari). Bahkan Rasulullah saw. juga menyandingkan madu dengan Al-Qur’an, mu’jizat beliau, dalam sabdanya, “Hendaklah kalian menggunakan dua penawar, yakni madu dan Al-Qur’an,” (H.R. Ibnu Majah).

Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit.

Beberapa penemuan imiah mengenai khasiat madu diantaranya adalah:

  1. Kaya bahan antioksidan yang menghalangi radikal bebas yang menyebabkan kanser (BBC, University of Zagreb, Croatia)
  2. Sebagai sumber energi terbaik bagi tubuh, seperti meningkatkan kekuatan otot dan stamina tubuh (British Honey Importers and Packers Association)
  3. Pembunuh kuman jenis bakteria, fungi dan protozoa (University of Waikato, New Zealand)
  4. Mampu menyembuh ulser dan luka dengan lebih cepat dan sangat baik (University of Waikato, New Zealand)
  5. Dapat merawat penyakit mata (Fotidar MR, Fotidar SN)
  6. Mampu menjadi antibiotik yang lebih baik (University of Cardiff, Wales).

Madu pada salah satu penemuan ilmiah di atas, dapat membantu mencegah dan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan kanker. Kanker merupakan penyakit yang diakibatkan oleh pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkontrol. Penyakit ini masih dianggap “horor” oleh mayoritas masyarakat karena mempunyai efek yang sangat membahayakan bagi tubuh. Penelitian mengenai madu dapat digunakan sebagai obat yang dapat mencegah dan menyembuhkan kanker tentu menjadi sangat penting, karena madu dapat dimanfaatkan masyarakat dengan mudah dan efektif sebagai alternatif terapi kanker.

Honey atau madu merupakan cairan manis yang dibuat menggunakan bahan baku berupa nektar dari bunga atau bagian tanaman dan diproses secara alami oleh lebah disarangnya. Nektar adalah cairan manis kaya dengan gula yang diproduksi bunga dari tumbuh-tumbuhan sewaktu mekar untuk menarik kedatangan hewan penyerbuk seperti serangga. Madu disimpan dalam sel-sel untuk memberi makan koloni lebah di musim dingin. Dalam masa hidupnya, seekor lebah pekerja mengumpulkan cukup banyak nektar untuk menghasilkan kira-kira tujuh gram madu.

Untuk tujuan pengobatan, dianjurkan mengonsumsi seratus gram madu sehari dan maksimal dua ratus gram. Dengan syarat, dalam sehari tersebut tidak diperbolehkan mengonsumsi gula sama sekali. Pengonsumsian madu yang berlebihan diduga dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe II. Sebaiknya, madu dalam dosis tersebut dibagi menjadi:

  • Pagi          : 30-60 gram
  • Siang         : 40-80 gram
  • Sore           : 30-60 gram.

Madu yang bagus memiliki kalori kurang lebih 3.280 kal/kg. Madu yang mempunyai khasiat penyembuhan hanyalah ‘madu murni’. Madu murni adalah madu yang dikumpulkan dan diproses secara alami oleh lebah.

Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yakni asetilkolin. Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah. Madu juga mengandung antioksidan. Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress).

Selain kandungan gulanya yang tinggi (fruktosa 41,0 %; glukosa 35 %; sukrosa 1,9 %), madu juga mengandung komponen lain seperti tepung sari dan berbagai enzim pencernaan. Disamping itu madu juga mengandung berbagai vitamin sepertivitamin A, B1, B2, mineral seperti kalsium, natrium, kalium, magnesium, besi, juga garam iodine bahkan radium. Selain itu madu juga mengandung antibiotikdan berbagai asam organik sepertiasam malat, tartarat, sitrat, laklat, dan oksalat.

Madu sebagai zat berkhasiat, memiliki keunikan. Beberapa keunikan madu adalah mudah dicerna, rendah kalori, berdifusi lebih cepat melalui darah, dan tidak mengandung bakteri.

Madu juga memiliki banyak khasiat dan diyakini sebagai obat dari segala penyakit. Salah satu dari khasiat ini adalah sebagai pencegah kanker dan salah satu terapi untuk mengobati kanker.

Kebenaran hipotesis ini telah dibuktikan oleh temuan oleh ilmuwan dari Universitas Illinois-Amerika Serikat dan dipublikasikan dalam Journal of Apicultural Research. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa di dalam madu terkandung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan, seperti vitamin C dan E. Vitamin ini adalah penangkal radikal bebas, salah satu penyebab dari penyakit kanker.  Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa empat sendok makan madu setiap hari ternyata membantu meningkatkan antioksidan dalam tubuh hingga 5%–12%.

Para ilmuwan juga telah menyepakati bahwa penyakit kanker tidak pernah diderita oleh para peternak madu. Sebagian ilmuwan ada yang cenderung untuk meyakini bahwa daya tahan terhadap kanker yang dimiliki oelh para peternak ini muncul dari bisa lebah yang masuk ke dalam darahselama beberapa kali, karena para peternak madu tentu sangat sering disengat lebah ketika sedang melaksanakan pekerjaan mereka. Sementara ahli lainnya lebih cenderung untuk meyakini bahwa mereka mengkonsumsi madu yang mengandung royal jelly yang meski hanya dalam jumlah sedikit, namun memiliki khasiat yang menakjubkan, dan ditambah lagi dengan kandungan madu berupa serbuk sari (bee pollen).

Pendapat kedua merupakan pendapat yang lebih kuat karena berbagai penelitian oleh para ahli telah membuktikan kebenaran dugaan tersebut. Kandungan royal jelly yang terkandung dalam madu sangat berperan dalam menegah kanker.

Royal jelly merupakan cairan pekat berwarna putih. Sering disebut HI Potency Lyophilized Royal Jelly, dan pertama kali ditemukan di Dezhou, Cina. Produk ini adalah zat istimewa yang dihasilkan melalui proses dari kelenjar air liur lebah-lebah muda atau lebah pekerja. Royal jelly khusus dipersembahkan untuk ratu lebah atau larva (calon ratu lebah). Dengan makanan ini, ratu lebah mampu bertelur 1.000-1.500 butir setiap hari sepanjang hidupnya. Produk ini merupakan suplemen yang kaya akan hormon alami, zat gizi, enzim biokatalisator, dan protein dengan kadar nitrogen tinggi.

Kandungan yang terdapat dalam royal jelly adalah fruktosa, glukosa, sukrosa, sistein, lisin, arginin, 10-hidroksi-2-decanoic, vitamin C, dan vitamin B, seperti thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), biotin, inositol, dan asam pantotenat (B5). Menurut Dr. Aji Suranto, Sp.A, kadar vitamin B yang terkandung dalam royal jelly jauh lebih tinggi dibandingkan dengan makanan lain. Berguna untuk menormalkan dan mengatur fungsi sel. Kandungan asam pantotenatnya berkhasiat memperkuat organ tubuh, memperlambat penuaan, serta sebagai antivirus dan antikanker.

Penelitian mengenai madu yang dapat mencegah dan mengobati kanker juga dilakukan oleh Dr. Nada Orsolic dari University of Zagreb, Kroasia. Dr. Orsolic melakukan penelitian ini terhadap objek percobaan berupa tikus. Hasil penerapan madu pada tikus percobaan  menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

  • Tikus yang diberi makan madu sebelum diinjeksi dengan sel tumor ternyata memiliki pertumbuhan sel tumor yang lebih lambat.
  • Tikus yang diberi royal jelly ternyata memiliki penyebaran cancer yang rendah setelah diinjeksi dengan sel tumor.
  • Injeksi venom lebah pada tumor menyebabkan tumor mengecil.
  • Injeksi dengan propolis (produk lain lagi dari lebah) menurunkan pertumbuhan tumor dan meningkatkan usia dari tikus percobaan.

Kandungan asam laktat dalam madu juga dapat menyembuhkan kanker. asam laktat dapat mengobati kanker karena pada asam laktat terdapat kandungan zat laktobasilin yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan tumor.

Dari berbagai penelitian ini, dapat kita ketahui bahwa madu mempunyai manfaat yang luar biasa bagi tubuh manusia. Salah satu dari manfaatnya adalah untuk mencegah serta sebagai alternative terapi pengobatan bagi kanker. Terapi kanker menggunakan madu sangat menguntungkan, karena selain terbukti efektif, madu mudah ditemukan, lezat untuk dikonsumsi, juga terjangkau harganya oleh sebagian besar kalangan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Acandra (ed). 2010. http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/22/09055696/ Produk.Lebah.Penangkal.Kanker. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Anonim. 2009. http://www.facebook.com/herbal.alkhair. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Anonim. 2010. http://www.facebook.com/notes/madu/analisis-kandungan-madu/242133687459. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Anonim. 2007. http://madunektar.blogspot.com/2007/11/madu-dan-kanker.html. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Anonim. 2009. http://www.intro2u.net/new/2009/06/khasiat-madu-lebah/. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2010, 11:38 WIB.

Anonim. http://www.madupropolis.com/kandungan-madu/. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2010, 21:03 WIB.

Ganeri, Anita. 2002. Disney Ensiklopedia Anak: Serangga dan Laba-Laba. Jakarta: PT.Gramedia.

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Masedys. 2009. http://masedys.blog.uns.ac.id/2009/06/21/manfaat-madu/. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2010, 11:38 WIB.

Mukti, Bayu. 2008. http://www.bayumukti.com/mencegah-kanker-dengan-madu/. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Prima, Yuniarti. 2009. http://www.voa-islam.com/muslimah/health/2009/07/11/ 243/khasiat-madu-bagi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2010, 21:03 WIB.

Salim, Abu. 2009. http://www.murnialami.com/?p=303. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Sulaiman, Shubhi. 2010. Terapi dengan Madu. Surakarta: Thibbia.

Sutomo, Budi. 2009. http://myhobbyblogs.com/food/2009/02/17/madu-antibiotik-alami-cegah-kanker/. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, 11:40 WIB.

Yahya, Harun. 2006. http://www.harunyahya.com/indo/artikel/006.htm. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2010, 11:38 WIB.

Ziaur. 2010. “Proses Terbentuknya Madu”. http://keunikan-dunia.blogspot.com/2010/08/proses-terbentuknya-madu.html. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2010, 13:55 WIB.